Darwati (39 th) memilih menjadi pekerja migran di Saudi Arabia demi mengubah nasib hidupnya, nasib hidup keluarganya. Mimpinya untuk mengubah nasib harus dibayar dengan kisah dan pengalaman pahit yang sulit baginya untuk dilupakan. Seorang diri ia melewati setiap kejadian yang menimpanya. Meski menyakitkan, ia tetap bangkit mengabarkan, mengisahkan. Berharap tak akan terulang ke anak dan cucunya, serta teman-temannya kelak. “Cukup Darwati saja,” begitu katanya, seperti yang juga dirasakan dan diharapkan Siti Qona’ah (32 th) dan Ruswati (36 th), tetangganya.